Selasa, 05 Mei 2009

Revisi Anggaran Pembelian C-130 Sudah di Bappenas

Panglima TNI, Endriartono Sutarto, mengatakan bahwa Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono, telah menanggapi proposal markas TNI untuk membatalkan pembelian dua Herkules C-130. 

Dalam proposal tersebut, anggaran pembelian dialihkan dalam pembelian suku cadang pesawat serupa.

Saat ini, kata Sutarto, proses revisi anggaran pembelian dengan mekanisme kredit ekspor telah diajukan lagi oleh markas TNI. "Sekarang, prosesnya sedang menunggu persetujuan Bappen," kata Sutarto setelah pertemuan dengan Menteri Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis 10/3).

Sutarto mengungkapkan bahwa ada banyak pesawat milik TNI, termasuk jenis transportasi Hercules yang dibeli pada 1960 -an. "Umurnya hampir menghilang jika tidak ada penggantian suku cadang baru," katanya.

Mempertimbangkan pembelian suku cadang, kata Komandan TNI, karena ia dianggap lebih menguntungkan daripada pembelian dua pesawat bekas. Idealnya, katanya, dia memang bisa membeli yang baru untuk menggantikan yang lama, selain juga membeli suku cadang untuk mengaktifkan yang ada. "Tetapi jika kita dihadapkan dengan suatu pilihan, tingkatkan jumlah atau nyalakan yang sudah ada, cukup pilih mana yang paling menguntungkan," katanya.

Dan, katanya, pilihannya sederhana: menambahkan dua pesawat lain berarti bahwa TNI akan memiliki delapan pesawat. Atau, sekarang ada enam operasi, kemudian menambahkan 10 pesawat lain yang dapat ditingkatkan dengan adanya suku cadang baru. Sehingga Hercules kemudian dapat beroperasi secara total 16. "Tentu saja, lebih suka yang kedua," katanya.

Perubahan pilihan itu sendiri terjadi setelah tsunami menyerang Aceh, yang menunjukkan transportasi bantuan yang kacau bagi para korban. Ini terjadi karena banyak pesawat transportasi TNI tidak layak untuk terbang setelah Amerika Serikat sebagai negara yang memproduksi untuk mengembangkan suku cadangnya. Postcatsunami, Amerika membuka embargo dan memberi Indonesia untuk membeli suku cadang untuk Hercules. )

Kementerian Pertahanan belum mengalami rencana kantor pusat TNI untuk membatalkan pembelian dua unit pesawat bekas C-130 Hercules Transport untuk Angkatan Udara (AU). Komandan Umum TNI Endriartono Sutarto bermaksud untuk mengalihkan pembelian pesawat menuju pembelian suku cadang.

"Saya belum tahu dan saya hanya mendengarnya hari ini," kata Mas Widjaja, Direktur Jenderal Departemen Pertahanan Pertahanan di Tempo pada Selasa (1/3).

Pembelian pesawat Hercules terungkap selama pertemuan kerja Komandan TNI dengan Komite Pertahanan DPR pada hari Senin (28/2). Menurut Widjaja, rencana pembelian untuk dua pesawat Hercules bekas senilai $ 45 hingga 50 juta dimasukkan dalam posisi anggaran Kementerian Pertahanan-TNI tahun ini. "Anggaran ditentukan oleh menteri untuk koordinasi ekonomi," katanya.

Dua unit pesawat Hercules direncanakan akan dibeli melalui kredit ekspor. Rencana ini telah dibahas sejak 2004 berdasarkan pembelian peralatan pertahanan (alat utama sistem senjata) yang diajukan oleh Angkatan Udara Indonesia dan markas TNI di Kementerian Pertahanan.

"Perencanaan disusun oleh mereka (TNI) sendiri, prioritas juga diserahkan sendiri, jika mereka dibatalkan kemudian, ini berarti bahwa perencanaan tidak akurat," kata Widjaja.

Dengan pembatalan pembelian pesawat, menurut Widjaja, jelas akan membutuhkan proses panjang untuk memodifikasi ketentuan yang dikeluarkan oleh Menteri Koordinasi Ekonomi.

Prosesnya, antara lain, Angkatan Udara harus mengajukan perubahan pada rencana ini secara tertulis kepada markas TNI, kemudian markas TNI menyerahkannya ke Kementerian Pertahanan. Kementerian Pertahanan kemudian mengajukan amandemen ini kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). "Kemudian Bappenas akan menyerahkannya kepada Menteri Koordinasi Ekonomi untuk mengubah rencana anggaran yang ditetapkan," katanya.

Panglima Jenderal TNI, Endriartono Sutarto, mengatakan bahwa pembatalan rencana pembelian Hercules dimotivasi oleh gempa bumi dan bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Setelah bencana, pemerintah AS (negara -UNIS) membuka keran embargo untuk Hercules untuk Hercules suku cadang. Amerika Serikat melihat bahwa TNI membutuhkan Hercules untuk melakukan operasi kemanusiaan di daerah bencana.

Amerika Serikat mengatakan Sutarto, kemudian memberikan bantuan untuk sejumlah suku cadang untuk Hercules milik Angkatan Udara. "Termasuk dengan memberikan hak untuk membeli suku cadang Hercules dalam jumlah US $ 50 juta," kata Sutarto.

Menurut Sutarto, harga suku cadang ini jauh lebih murah karena pembelian dapat dilakukan antara pemerintah daripada jika membelinya melalui mitra atau pihak ketiga.

Jika kantor pusat TNI telah secara resmi menyerahkan pembatalan ini, menurut Widjaja, Kementerian Pertahanan akan mengajukan sejumlah pertanyaan sehingga ada tanggung jawab TNI. "Pada dasarnya, perubahan apa itu?" Apa perhitungannya sebelumnya? Mengapa tidak selalu diterapkan pada pembelian suku cadang? ", Dia berkata.

Menurutnya, Kementerian Pertahanan berwenang untuk menerima atau menolak pembatalan rencana pembelian Hercules. “Kementerian Pertahanan tentu akan diminta oleh Bappenas karena sektor utama adalah Kementerian Pertahanan. Ini berarti bahwa kita juga akan menyalahkannya di dalam, mengapa yang pertama kali diusulkan (tni-wrie) seperti itu? Kata Widjaja lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar