Spyder air defense system |
UPDATE MILITER
Sabtu, 23 Mei 2009
Singapore Picks Spider Air Defense System
RI Pertimbangkan Beli Jet Tempur F-16 dari AS
Indonesia Extends Arms Wish List
R-27/AA-10 Alamo - medium range AAM (photo : Defense Update) |
Newfound buying power courtesy of Russian government loans has given Indonesia’s military reason to anticipate a significant upgrade in fighting capability.
In December, Russia supplied the Indonesian air force with weapon systems to arm two Su-27SK fighters. They included R-27 air-to-air medium-range and R-73 short-range missiles, Kh-31P anti-radar missiles, Kh-31A anti-ship missiles and aerial bombs weighing up to 1,100 pounds.
R-73/AA-11 Archer - short range AAM (photo : AusAirPower) |
Thailand Signs Contract for Six Saab Gripen Fighters
Thailand buy 6 Gripen and Erieye for the air force (photo : Flight Global) |
Thailand signed a Baht19 billion ($577 million) contract with Sweden's Defence Materiel Administration (FMV) on 11 February, clearing the way for its air force to field an initial batch of six Saab Gripen fighters in early 2011.
Revealing fresh details of the air defence deal last week, the FMV confirmed that the Royal Thai Air Force will receive four single-seat Gripen Cs and two two-seat Gripen Ds under the sale, with the new-build aircraft to replace some of its Northrop F-5 interceptors.
Intended to boost Bangkok's air surveillance capabilities, the order also covers the delivery of one Saab 340 regional airliner to be equipped with a Saab Microwave Systems Erieye airborne early warning and control radar, plus a second 340 to be used for aircrew training and transport activities.
Saab says its stake of the Thai deal is worth $310 million, with the company to also supply datalink equipment for the AEW&C aircraft and Gripens.
"This agreement strengthens our position within the area of airborne surveillance and advanced command and control systems," says Saab chief executive Ake Svensson.
The FMV says all equipment will be delivered to Thailand in the first quarter of 2011, with pilot and technician training to commence in Sweden during 2009.
Discussions on a planned second batch of six Gripen fighters - and potentially also a second AEW&C aircraft - are expected to take place with the next Thai government.
Bangkok's purchase makes it the fifth nation to order the Gripen, joining the Czech Republic, Hungary, South Africa and Sweden.
The Erieye AEW&C system has, meanwhile, previously been purchased by customers including Brazil, Greece, Mexico, Pakistan and Sweden.
Korsel Bakal Menghibahkan 35 Tank Amfibi LVT-7 kepada Marinir TNI-AL
Kendaraan pendarat penyerbuan marinir LVT-7 (photo : Daylife) |
Sebelum tragedi Banongan 2 Februari, Komandan Korps Marinir Mayjen Mar Nono Sampono dan beberapa perwira melakukan kunjungan persahabatan ke Markas Komando Korps Marinir Korea Selatan di Kota Suwon.
Hasil pembicaraan Nono dengan Letnan Jenderal Mar Lee Sang-ro, Komandan Korps Marinir Korea Selatan, berupa rencana penghibahan 35 tank amfibi jenis LVT-7 milik Korps Marinir Korea Selatan kepada Korps Marinir Indonesia. Rencananya, Oktober nanti diserahkan 15 unit terlebih dahulu.
Tank amfibi LVT-7 (Landing Vehicle Track Personel) ini merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang memiliki julukan Alligator. Tank amfibi ini pertama kali dibuat pada tahun 1935 oleh Donald Roebling, untuk kemudian dimanfaatkan jajaran Korps Marinir Amerika Serikat. LVT-7 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1972.
KRI Hasanuddin-366 Tiba di Jakarta
KRI Hasanuddin-366, korvet kelas Sigma kedua yang dimiliki TNI-AL (photo : Ambalat-Kaskus Militer) |
KRI Hasanuddin-366 merupakan salah satu dari empat kapal perang yang dipesan pemerintah Indonesia dari Belanda tiba di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/01). KRI Hasanuddin-366 merupakan kapal kedua dari jenis kapal perang perusak kawal berpeluru kendali kelas Sigma milik TNI AL, nama KRI Hasanuddin diambil dari nama Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI.
Kedatangan kapal perang jenis Korvet Sigma Class disambut langsung oleh Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Kas Armabar) Laksamana Pertama TNI Budhi Suyitno bersama, Komandan Lantamal III Laksma TNI Bambang Suwarto serta sejumlah pejabat teras Koarmabar, Lantamal III serta para Komandan Satuan dan Kapal Perang di jajaran Koarmabar.
Kedatangan KRI Hasanuddin-366 yang dikomandani Letkol Laut (P) I Gusti Kompiang Aribawa tersebut merupakan wujud pengembangan kekuatan alat utama sistem senjata TNI AL dan juga sebagai aktualisasi dari adanya penandatanganan kontrak kerja sama 7 Januari 2004 antara Pemerintah RI dengan pihak Pemerintah Belanda dari perusahaan galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding Member of Damen Group dalam rangka pembuatan empat unit kapal perang jenis corvette sigma class.
Design bangunan kapal dirancang secara unik sesuai dengan bentuk dan model sigma sebagai singkatan dari Ship Integrated Geometrical Modularity Approach. Secara rinci data kapal yaitu KRI Hasanuddin-366, Sebagai Naval Patrol Vessel, mampu menembus segala cuaca.
Kapal ini memiliki bobot 1.600 ton, panjang geladak utama 90 meter, draft 3,46 meter, lebar 12,2 meter, tinggi 8,2 meter, kecepatan jelajah 25,2 knot, daya dorong 2 X 7.400 hp, kemampuan tempur atau persenjataan terdiri dari Anti Serangan Udara, Anti Kapal Atas Air, Anti Kapal Selam, Perang Electronika, jumlah ABK 80 orang, rute pelayaran 18 Desember 2007 pukul 11.00 dari Amsterdam Belanda - Malaga - Napoli - Port Said - Jedah - Jibouty - Goa - Belawan - Tanjung Uban - Jakarta - Surabaya.
Menhan: Pemerintah Lanjutkan Peremajaan Hercules
C-130 Hercules milik TNI-Angkatan Udara (photo : Kaskus Militer) |
Menteri Pertahanan (Menhan), Juwono Sudarsono, mengatakan bahwa pemerintah setuju untuk melanjutkan peremajaan (retrovit) empat pesawat angkut berat Hercules untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
"Departemen Keuangan dalam Tahun Anggaran 2006 telah setuju untuk melanjutkan program peremajaan empat Hercules TNI AU," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, peremajaan empat Hercules itu sesuai dengan program pertahanan pemerintah untuk 70 persen diprioritaskan pada alat utama sistem senjata (alutsista) angkut untuk mendukung operasi militer kemanusiaan.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal Madya TNI Soebandrio, mengatakan bahwa program peremajaan Hercules merupakan prioritas TNI AU untuk meningkatkan kesiapan operasionalnya.
"Kini semua tergantung pada pemerintah, apakah program bagaimana agar program itu dilanjutkan," ujarnya.
Dari empat Hercules dua unit C-130 Hercules pertama akan diremajakan di Singapura, TNI AU sekaligus mengirimkan teknisi untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemeliharaan dan perbaikan pesawat Hercules.
Peningkatan kemampuan pesawat Hercules TNI AU yang dilakukan di Singapura mencakup perbaikan airframe (badan pesawat), modifikasi avionik dan modifikasi mesin.
Peremajaan dua pesawat Hercules terakhir akan dilakukan di Depo Pemeliharaan 30 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh yang mencakup peningkatan kemampuan mesin dari T56-7 ke T56-15 atau ditingkatkan dari tipe B ke tipe H.
Sementara itu, peningkatan kemampuan yang dilakukan di Depo Pemelihartaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, mencakup perbaikan badan pesawat dan modifikasi avionik.
Peningkatan kemampuan dua Hercules di Depo 10 dan 30 sudah dilakukan sepenuhnya oleh teknisi-teknisi TNI AU yang sebelumnya dikirim ke Singapura.